Monday, February 17, 2014

Antara #MenagihJanjiMenPORA dan Kampanye Perdamaian

"Salam baraya...Bang Riko dan seluruh The Jak yang kami hormati dengan ini kami Baraya Bandung Raya memohon maaf karena kami belum bisa menerima kehadiran The Jakmania di SJH pada saat pertandingan antara PBR vs Persija tgl 17 februari 2014 mendatang karena dikhawatirkan situasi yg tidak kondusif. Kami berharap kehangatan persaudaraan kita akan terlaksana kehangatan persaudaraan kita akan terlaksana pada saat pertandingan tandang di Jakarta."

Tulisan di atas merupakan kutipan dari akun @JakmaniaOnTweet yang dipublikasikan pada Sabtu, 15 Februari 2014. cek #MenagihJanjiMenPORA
 
Inti dari kutipan tersebut adalah bahwa kelompok supporter Pelita Bandung Raya (PBR) yang dikenal dengan nama 'Baraya', tidak dapat menyambut Jakmania tatkala Persija bertandang ke Stadion Si Jalak Harupat (SJH) pada lanjutan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014, Senin (17/2) besok. Hal tersebut berarti Persija akan bertanding tanpa dukungan langsung dari Jakmania di Bandung.
 
Ketidaksanggupan pihak Baraya untuk menerima kedatangan Jakmania di Bandung mengundang berbagai reaksi, khususnya dari kubu Jakmania. Beberapa memaklumi, namun ada juga yang kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Bahkan ada yang bersikap vengeful dan mencanangkan penolakan kedatangan Baraya ketika Persija menjamu PBR di pertemuan kedua mendatang.
 
Reaksi dari saya pribadi masuk ke kategori pertama, yang memaklumi alasan Baraya yang tidak dapat menerima kedatangan resmi Jakmania di Bandung. Saya pun memiliki beberapa argumen yang mendasari reaksi saya.
 
Pertama, saya melihat pihak Baraya menekankan pada tindakan preventif guna mencegah aksi anarkis yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap rombongan Jakmania saat perjalanan ke dan saat berada di Bandung. Seperti yang kita ketahui, rivalitas antara Jakmania dan Bobotoh/Viking (yang berdomisili di Bandung) masih penuh nuansa kekerasan. Oleh karena itu, saya rasa alasan dari pihak Baraya yang menyebutkan "...karena dikhawatirkan kondisi yg tidak kondusif..." cukup mendasar.
 
Kedua, yang saya tangkap, pihak Baraya bukan menolak kedatangan Jakmania, melainkan lebih kepada tidak sanggup menerima kedatangan Jakmania dengan alasan yang sudah dijabarkan di argumen pertama sebelumnya. Secara tidak langsung, pihak Baraya menyarankan Jakmania tidak perlu datang ke Bandung, dikarenakan tidak adanya pihak yang berani menjamin keamanan dan keselamatan bagi Jakmania. Jika nantinya Jakmania menolak kedatangan Baraya ketika PBR bertandang ke Jakarta, bukankah hal tersebut menandakan tidak adanya itikad baik kita dalam menjaga perdamaian dengan Baraya? Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk menolak kedatangan Baraya ke Jakarta nanti, terutama selama kita masih sanggup menerima kedatangan mereka.
 
Ketiga, berkaitan dengan argumen kedua, tanpa mengurangi rasa hormat, jumlah Baraya masih jauh lebih sedikit ketimbang jumlah Jakmania. Ketika Baraya tidak sanggup menyambut kedatangan Jakmania ke Bandung, maka yang rugi adalah pihak PBR. Karena akan lebih sedikit penonton yang datang ke SJH, dan pemasukan kas PBR dari penjualan tiket akan berada di kisaran rendah saat menjamu Persija nanti. Hal yang sama akan terjadi pada Persija jika nantinya kita tidak sanggup menerima kedatangan Baraya ke Jakarta. Jadi, selama kita masih sanggup, lebih baik jangan menolak kedatangan Baraya. Karena tiket pertandingan yang dibeli oleh pihak Baraya akhirnya akan masuk ke kas Persija juga, 'kan?
 

source: agenbola24jam.net
Saya pribadi mengerti bahwa Persija sangat membutuhkan dukungan Jakmania di partai-partai tandang. Namun, ketika pihak tuan rumah (baik dari sisi klub, supporter, dan otoritas kepolisian) belum bisa menjamin unsur keamanan dan keselamatan, akan lebih baik jika kita mencari cara lain yang memungkinkan kita mendukung tim kesayangan kita. Saya yakin, Persija pun sadar bahwa Jakmania akan selalu bisa memberi dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
 
Demi kemenangan, demi kejayaan, demi kesatuan..
 
Salam damai,,,
 
Salam jempol-telunjuk, PERSIJA!

No comments:

Post a Comment