Sunday, June 29, 2014

Kelirumologi: Sepak Bola


Jika ada orang yang bertanya, “Apa yang anda ketahui tentang sepak bola?” Saya cukup yakin anda bisa segera menjawabnya. Sebagai cabang olah raga yang banyak digemari dan memiliki porsi pemberitaan yang sangat besar, dapat dikatakan hampir semua orang mengerti ide dasar dari sepak bola. Secara umum, sepak bola bisa diungkapkan sebagai salah satu cabang olah raga. Selain itu, sepak bola juga bisa diartikan sebagai permainan yang dimainkan dengan menendang bola dengan kaki, atau singkatnya bermain bola dengan kaki. Setidaknya seperti itulah arti kata ‘sepak bola’ yang dikemukakan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) tahun 1976.

sumber: koleksi pribadi
Secara lebih spesifik lagi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan ‘sepak bola’ sebagai “permainan beregu di lapangan, menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain, berlangsung selama 2 x 45 menit, di mana kemenangan ditentukan oleh selisih gol yang masuk ke gawang lawan.”

Namun jika anda memiliki concern terhadap penggunaan kata ‘sepak bola’, anda akan menemukan dua kejanggalan yang terkadang membingungkan. Pertama, jika anda perhatikan secara seksama, sering muncul inkonsistensi penulisan kata ‘sepak bola’ di berbagai media. Ada yang menulis ‘sepak bola’ (sepak dan bola terpisah), dan ada yang menulis ‘sepakbola’ (sepak dan bola digabung). Kedua, ada sebagian orang yang menganggap kata ‘sepak bola’ adalah sebuah kesalahan dalam berbahasa terkait tata letak. Mereka merasa kata yang lebih tepat digunakan adalah ‘bola sepak’.

Melalui diskusi singkat saya dengan pak Waway Tiswaya, Drs., M. Hum. selaku dosen Jurusan Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, saya akan mencoba memberikan penjelasan kelirumologis terkait dua kejanggalan yang disebutkan sebelumnya.

Pertama, terkait inkonsistensi penulisan, anda mungkin sering menemukannya di berbagai literatur atau media cetak. Contoh inkonsistensi yang tampak jelas juga bisa ditemukan dalam penyingkatan nama institusi. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia menggunakan ‘sepakbola’ dalam singkatannya sehingga menjadi PSSI. Sementara Sekolah Sepak Bola menggunakan ‘sepak bola’ sehingga singkatan umumnya menjadi SSB.

Contoh inkonsistensi penulisan sepak bola
sumber: salmande.net; supersoccer.co.id
Guna memberi penjelasan terkait inkonsistensi ini, hal pertama yang perlu kita ketahui adalah bahwa ‘sepak bola’ merupakan kata majemuk. Pengertian sederhana dari kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk arti baru atau suatu kesatuan makna. Kata ‘sepak bola’ masuk dalam kategori kata majemuk yang terdiri atas kata kerja (sepak) dan kata benda (bola).

Penulisan ‘sepakbola’ (sepak dan bola digabung) memang masih sering muncul dalam berbagai media berbasis tulisan. Hal tersebut dapat dianggap sebagai kekeliruan yang tidak disengaja. Karena memang pembentukan kata majemuk ‘sepak bola’ masih belum menemukan keajegan antara senyawa (digabung) atau tak senyawa (terpisah). Kasus yang sama terjadi pada kata ‘olah raga’ dan ‘sapu tangan’. Dalam kasus ini, akan lebih tepat bagi para penulis untuk mengacu pada KBBI. Terlebih lagi jika penulis hendak mempublikasikan tulisan di media cetak atau karya ilmiah. Sehingga cara penulisan yang lebih tepat adalah ‘sepak bola’ (sepak dan bola terpisah), seperti yang tertera dalam KBBI.

Kedua, terkait tata letak, ada beberapa orang yang menganggap kata ‘bola sepak’ (seperti yang digunakan dalam Bahasa Melayu) lebih tepat digunakan. Umumnya mereka mengacu pada terjemahan (translasi) dari bahasa induknya yaitu football, atau mengaitkannya dengan membawa contoh translasi cabang olah raga lain seperti basketball atau handball.

Bolasepak dalam Bahasa Melayu
sumber: ligabolasepakmalaysia.com
Penjelasan sederhana untuk menyanggah anggapan tersebut adalah penekanan pada translasi itu sendiri. Kata ‘bola basket’ atau ‘bola keranjang’ adalah benar translasi dari basketball. Berdasarkan penerjemahan yang mengacu pada hukum Diterangkan Menerangkan (DM) yang berlaku dalam Bahasa Indonesia, ‘basket’ berarti ‘keranjang’ (umumnya dibiarkan dalam bahasa aslinya) dan ‘ball’ berarti ‘bola’. Begitu juga dengan kata ‘bola tangan’ yang merupakan translasi dari handball (hand = tangan, ball = bola).

Akan tetapi, ‘bola sepak’ bukanlah translasi yang benar dari football. Karena ‘foot’ jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia berarti ‘kaki’, bukan ‘sepak’ (dalam Bahasa Inggris, ‘sepak’ adalah ‘kick’). Dalam kasus ini, kata ‘bola kaki’ akan jauh lebih tepat ketimbang ‘bola sepak’. Entah mengapa Bahasa Melayu menggunakan istilah ‘bola sepak’, padahal terjemahan dari ‘foot’ dalam bahasa mereka sama saja dengan Bahasa Indonesia, yaitu ‘kaki’, bukan ‘sepak’.

Lalu, mengapa Bahasa Indonesia menyebutnya ‘sepak bola’, bukan ‘bola kaki’? Hal ini ditengarai dilakukan guna menghindari kebingungan yang mungkin muncul dari pengertian ganda dari kata ‘bola kaki’. Karena kata ‘bola kaki’ sebagai kata benda dapat juga berarti ‘bola yang digunakan dalam permainan bola menggunakan kaki’, dengan penggunaan yang sama seperti ‘bola biliar’ atau ‘bola golf’. Dalam konteks ini, kata ‘bola sepak’ juga dapat digunakan dengan pengertian yang sama. Oleh karena itu, digunakanlah kata ‘sepak bola’ yang secara terminologis mengacu pada permainan atau cabang olah raga yang kita kenal.

‘Sepak bola’ bukanlah hasil translasi ataupun adaptasi dari kata football, melainkan istilah tersendiri yang dimunculkan dan digunakan dalam Bahasa Indonesia. Hal yang sama juga berlaku dalam Bahasa Italia dengan istilah ‘calcio’ atau Bahasa Inggris-Amerika Serikat dengan istilah ‘soccer’.

Sepak bola dalam berbagai bahasa
klik gambar untuk memperbesar
sumber: businessinsider.com
Kebanyakan bahasa menggunakan adaptasi dari kata football, seperti fĂștbol (Bahasa Spanyol), Fussball (Bahasa Jerman), futebol (Bahasa Portugis), voetbal (Bahasa Belanda). Sementara contoh kata translasi dari football yang digunakan dalam bahasa lain adalah jalkapallo (Bahasa Finlandia – ‘jalka’ = foot, ‘pallo’ = ball).

Semoga bermanfaat.

*Terima kasih banyak kepada pak Waway Tiswaya, Drs., M.Hum. atas konsultasinya.
*Entri ini merupakan revisi dari entri berjudul "Kelirumologi: Sepak Bola, Sepakbola, dan Bola Sepak" yang dipublikasikan dalam blog ini pada 27 April 2011.
sumber: