Saturday, April 24, 2010

There's No Greater Optimism Than The Football Fans'


Tidak ada sikap optimis yang lebih besar dari yang dimiliki oleh fans sepakbola. Kalimat tersebut keluar dari mulut seorang komentator pertandigan Liga Spanyol beberapa minggu lalu tatkala Real Madrid dijamu Getafe. Kata-kata tersebut diucapkan untuk menggambarkan betapa besarnya rasa optimis yang dimiliki suporter Getafe, yang ditandai dengan dukungan-dukungan yang tetap mereka berikan kepada tim kesayangannya, meskipun papan skor menunjukkan angka 4-1 untuk keunggulan Real Madrid.
Sikap yang ditunjukkan oleh para pendukung Getafe menunjukkan bahwa sekecil apapun harapan yang ada, sesulit apapun lawan yang dihadapi, berapapun angka yang harus mereka kejar, mereka masih percaya bahwa tim kesayangan mereka mampu meraih hasil yang maksimal. Dukungan tanpa henti yang terus mereka berikan bisa dilihat dari dua sudut pandang. Yang pertama adalah tentu sebagai ‘bahan bakar’ untuk menyemangati pemain-pemain tim kesayangan merea yang berjuang di lapangan. Dan yang kedua adalah sebagai perwujudan dari sikap optimis bahwa tim kesayangan mereka mampu membalikkan keadaan.
Besarnya sikap optimis yang ditunjukkan oleh suporter sepakbola memang sungguh luar biasa. Segala hal yang menurut orang-orang adalah mustahil, tidak menjadi alasan bagi fans sepakbola untuk merasa pesimis dan menganggap semuanya sudah berakhir. Selain pertandingan Getafe vs Real Madrid tadi, masih ada pertandingan-pertandingan lain yang bisa dijadikan contoh yang menunjukkan optimisme yang besar dari para fans sepakbola.
Inter Milan vs Sampdoria dalam lanjutan Liga Italia Seri A musim 2004-2005, tatkala hingga menit ke-87, Inter yang bertindak sebagai tuan rumah masih tertinggal dengan skor 0-2. Beberapa suporter Inter memang ada yang pulang dan beranggapan bahwa Inter sudah kalah, namun lebih banyak yang tetap duduk di tribun dan terus mendukung Inter hingga akhir pertandingan. Hasilnya? Ketika peluit panjang dibunyikan oleh wasit di menit ke-94, Inter memenangi pertandingan dengan skor akhir 3-2.
Contoh lain misalnya peristiwa the Great Escape yang ditampilkan oleh West Bromwich Albion yang berjuang untuk lolos dari jeratan degradasi. Pada pekan terakhir Liga Inggris musim 2004-2005, West Brom berada di urutan terakhir klasemen dan masih tertinggal 2 poin dari zona aman. Mereka bertindak sebagai tuan rumah, dan kekalahan di pertandingan terakhir tersebut berarti relegasi bagi mereka. Nasib mereka juga ditentukan oleh pertandingan lain yang melibatkan tim-tim zona degradasi lainnya. Apakah suporter West Brom merasa pasrah dan enggan mendukung tim kesayangan mereka? Tidak. Kenyataannya, stadion The Hawthorne yang menjadi kandang West Brom full house, seluruh tket terjual habis. Dan apa yang terjadi? Di akhir pertandingan, West Brom yang tadinya berada di urutan buncit, secara menakjubkan naik 3 tingkat sekaligus ke urutan 17 dan selamat dari jeratan degradasi, setelah memenangkan pertandingan dengan skor 2-0 atas Portsmouth, dimana gol kemenangan dicetak di menit-menit akhir!. Setelah itu, semua pemain, pelatih, ofisial, dan para fans merayakan hasil tersebut seolah-olah mereka menjuarai Liga Inggris!
Ada beberapa contoh lain lagi yang bisa menunjukkan sikap optimis yang tinggi oleh fans sepakbola. Final Liga Champion 2004-2005 antara Liverpool melawan AC Milan, atau yang baru-baru ini yaitu pertandingan antara Wigan melawan Arsenal. Namun jika masuk ke level antarnegara, sikap optimis tersebut akan semakin kuat karena bercampur dengan nasionalisme. Kita pernah lihat bagaimana suporter tim nasional Yunani yang setia mendukung kiprah tim Hellas dalam ajang Piala Eropa 2004, padahal fakta ketika itu menyebutkan Yunani tidak pernah memenangi satupun pertandingan setelah mereka memastikan lolos ke putaran final Euro2004 hingga pertandingan pertama yang sekaligus menjadi pertandingan pembuka melawan tim tuan rumah Portugal, yang mereka menangkan dengan skor 2-1. Sikap optimis yang bercampur dengan rasa nasionalisme yang tinggi telah membakar semangat para suporter Hellas dan terbukti mampu meningkatkan semangat juang dan pantang menyerah para pemainnya, sehingga mereka secara menakjubkan keluar sebagai juara Eropa untuk pertama kali setelah di pertandingan final kembali menumbangkan tim tuan rumah dengan skor 1-0.
Sikap optimis didasari atas keyakinan dan harapan yang tinggi atas suatu hal. Tingginya kadar keyakinan dan harapan tersebut berasal dari banyak hal, bisa kepercayaan atau agama, prediksi, dan juga situasi. Orang optimis akan menanggapi kejadian buruk sebagai hal yang bisa mereka hadapi dengan tenang. Dan sikap optimis dapat membawa banyak kebaikan bagi jiwa dan raga seseorang. Kemungkinan sembuh akan semakin tinggi bagi orang yang optimis akan sembuh. Kebalikan dari optimis adalah pesimis. Orang pesimis akan menanggapi kejadian buruk sebagai akhir dari segalanya. Sikap pesimis menunjukkan tidak adanya keyakinan dan harapan yang kuat dalam diri seseorang.
Dalam sepakbola, sikap optimis yang paling besar seringkali ditunjukkan oleh para suporternya. Hal itu ditunjukkan dengan semangat mereka untuk terus mendukung tim kesayangannya, bagaimanapun situasi dan kondisinya. Sikap itu berakar pada banyak hal, seperti rasa nasionalisme, kecintaan teradap kampung halaman, ideologi, dan sebagainya. Kepercayaan dan keyakinan akan raihan positif menjadi pemicu semangat para football fans tersebut. Maksud dari raihan positif juga bisa bermacam-macam, umumnya adalah kemenangan, namun bisa juga hasil imbang, atau sekedar gol ke gawang lawan. Karena puncak dari segala sikap optimis yang ditunjukkan oleh suporter sepakbola adalah harga diri.
Dukungan yang diberikan secara optimis memang tidak selalu berakhir dengan hasil positif. Tapi setidaknya, bagi para suporter sepakbola, setiap dukungan yang mereka berikan bagi tim kesayangannya merupakan wujud dari rasa cinta serta keyakinan dan harapan terhadap timnya, sehingga pada akhirnya mereka akan pulang dengan kepala tegak, dan kebanggaan yang tinggi. Namun sangat disayangkan jika hasil negatif ditanggapi secara anarkis. Suporter seperti itu berarti memiliki mental yang tidak dewasa, dan tidak menghargai tim kesayangannya juga dirinya sendiri, seraya bertindak anarkis dan menyalahkan pihak lain.
Negeri kita memang sedang mengalami titik terendah dalam hal prestasi dan pembinaan sepakbola, khususnya untuk level tim nasional. Namun harapan masih menggantung dan keyakinan masih tertanam dalam jiwa masing-masing pecinta sepakbola Tanah Air, bahwa sepakbola Indonesia kelak akan kembali berprestasi. Buktinya, setiap kali tim nasional bertanding, stadion selalu dipenuhi penonton. Setiap kali lagu Indonesia Raya berkumandang, para suporter selalu ikut bernyanyi dengan penuh kebanggaan, bahkan sampai menitikkan air mata. Alangkah baiknya jika dukungan penuh yang diberikan dengan sikap optimis tersebut bisa berujung pada kemajuan sepakbola Tanah Air.
Fans merupakan hal esensial dalam sepakbola. Tanpa fans, sepakbola tidak akan menjadi olahraga paling populer si kolong jagad. Dukungan yang mereka berikan dengan rasa optimis yang tinggi perlu dihargai oleh setiap insan sepakbola. Karena dari merekalah harapan dan keyakinan akan prestasi itu datang. Pertandingan Getafe vs Real Madrid yang dibahas dalam pembuka, memang berakhir dengan kemenangan 4-2 bagi tim tamu. Namun di sisa pertandingan, dukungan kepada Getafe terus-menerus datang sehingga pemain tuan rumah tidak patah arang dan memaksa tim tamu untuk bertahan. Itulah optimisme tinggi yang ditunjukkan oleh football fans.